Sabtu, 25 Desember 2010

“DHARMA” SEBAGAI SPIRIT KESADARAN BERAGAMA YANG UTUH (Dewa Raka Ardiana)

Makna wacana kebenaran ini adalah: dengan “dharma” (kebenaran) dapat membangkitkan kesadaran (ingatan) kita untuk mentaati ajaran-ajaran agama secara bulat, teguh dan tidak mudah dipengaruhi oleh keyakinan lain.   
Harapan dari wacana ini adalah:
1.Menghilangkan kesan dari adanya agama abu-abu, agama KTP, dan agama sebagai topeng/baju hanya untuk menutupi muka/badan.
2.Dapat mengingatkan dan meningkatkan peran kita dalam kehidupan beragama (mengurangi hasrat kita untuk melanggar  kaidah-kaidah agama. 
 Dharma (kebenaran hakiki): “kebenaran yang bersumber dari kitab suci weda, yang dapat menuntun seseorang untuk mencapai kehidupan abadi (Moksartham Jagatdhita), sedangkan kebenaran yang lain, hanyalah kebenaran semu, maya dan sesaat, yang dapat menjerumuskan seseorang kearah angkara murka (kuatnya Sad Ripu bersarang dalam diri)
Dalam fenomena ini perlu adanya keseimbangan penerapan agama (dharma), ilmu(IPTEK) dan seni(budaya).
Elbert Einstein (Wiana Balipost, Hdnet), menegaskan agama akan mengarahkan hidup, ilmu  memudahkan hidup dan seni budaya menghaluskan dan mengindahkan hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar