Kamis, 18 Juli 2013

proposal



            PERANAN BDS SEBAGAI MODERASI PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN, KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAM KOMITMEN TERHADAP KINERJA UKM DI JAWA TIMUR

1.1.        Latar Belakang Masalah

Meskipun telah banyak studi yang mengkaji tentang perrmasalahan UKM di Indonesia, tetapi studi-studi tersebut belum juga mampu memecahkan seluruh permasalahan yang dihadapi UKM, karena memang kompleksnya permasalahan yang dihadapi oleh usaha ini. Demikian juga peran dari sektor usaha ini dalam memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, baik regional maupun nasional perlu diperhitungkan. Oleh karena itu upaya penyelesaian permasalahan yang dihadapi UKM  melalui suatu  pembinaan dan penelitian, perlu  terus menerus dilakukan agar keberadaan sektor usaha ini dapat dipertahankan dan bahkan  bisa dikembangkan menjadi usaha yang lebih besar.    
  Fenomena pertumbuhan perekonomian baik regional maupun nasional sebagaian besar ditentukan oleh aktivitas para pelaku usaha yang ada di Indonesia seperti; Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), Para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), dan Koperasi. Di banyak negara  peran sektor swasta umumnya didominasi oleh Usaha Kecil dan Menengah (UKM), bahkan di negara industri maju sekalipun, membutuhkan UKM sebagai sumber inovasi, dinamis dan penciptaan lapangan kerja. Storey dalam Hill & McGowen (1999) mengatakan bahwa, usaha kecil merupakan faktor penentu dari sebagian besar ekonomi di dunia.  Demikian juga halnya dengan di Indonesia peran UKM sangat penting dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, sehingga dapat menyelamatkan perekonomian nasional dari keterpurukan. Usaha kecil dan menengah (UKM)  dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja dan penciptaan peluang usaha baru, sejalan dengan pesatnya kegiatan ekonomi di suatu daerah. Hal ini telah dibuktikan pada saat krisis ekonomi tahun 1997 yang ditandai dengan runtuhnya usaha bisnis berskala besar (ABD, 2002).  Atas dasar pertimbangan inilah pemerintah Indonesia akhir-akhir ini lebih banyak menaruh perhatian pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), bahkan sejak tahun 1983 pemerintah secara konsisten tedah melakukan berbagai upaya untuk menumbuhkembangkan sektor usaha ini. Setidaknya ada tiga alasan mengapa UMKM selalu mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah, yaitu; pertama UMKM menyerap banyak tenaga kerja, kedua, UMKM memegang peranan penting dalam ekspor nonmigas, dan ketiga, adanya ketimpangan yang lebar antara pemain kecil dan besar dalam ekonomika Indonesia (Kuncoro, 2009).




Secara nasional perbandingan prosentase jumlah unit usaha dan daya serap tenaga kerja per unit usaha, menunjukkan bahwa usaha mikro dan kecil mendominasi dari sisi unit usaha sebesar 83,3%, dan penyerapan tenaga kerja sebesar 62,5% dengan perbandingan 2 tenaga kerja per unit usaha untuk usaha mikro dan 3 tenaga kerja per unit usaha untuk usaha kecil. Sedangkan untuk usaha besar dan menengah, jumlah unit usahanya sebesar 0,2 %, menyerap tenaga kerja 9,6%, dengan perbandingan 19 tenaga kerja per unit usaha  untuk usaha menengah, dan 108 tenaga kerja per unit usaha untuk usaha besar (BPS, 2006, dalam kuncoro, 2009). Makna psikologis dari data ini juga memperkuat alasan pemerintah untuk selalu memperhatikan pertumbuhan UMKM, karena peranan usaha ini cukup besar terutama dalam penciptaan lapangan kerja, perputaran roda perekonomian di desa-desa dan bahkan di kota-kota besar, serta peranannya dalam menciptakan social and institutional capital yaitu, membangun hubungan sosial kemasyarakatan, yang akhirnya dapat mendorong kemajuan masyarakat (Tahir, 2008).
Perhatian pemerintah terhadap pertumbuhan UMKM, sebenarnya sudah dimulai sejak pemerintahan presiden Soeharto hingga pemerintahan presiden SBY. Telah banyak kemudahan-kemudahan yang diberikan untuk mengembangkan UMKM, baik dalam bentuk kebijakan permodalan, pemberian fasilitas usaha, program-program pembinaan dan pemberdayaan, maupun promosi produk. Namun demikian fakta di lapangan menunjukkan masih banyak UMKM mengalami kesulitan untuk mengembangkan usahanya. Memang cukup berat masalah yang dihadapi para pelaku UMKM untuk bisa memperkuat struktur perekonomian nasional. Secara spesifik Kuncoro (2009), mengidentifikasi enam permasalahan mendasar yang dihadapi UMKM yaitu; pertama, kelemahan dalam memperoleh peluang pasar dan memperbesar pangsa pasar, kedua, kelemahan dalam struktur permodalan, ketiga, kelemahan dibidang organisasi dan manajemen sumber daya manusia, keempat, keterbatasan jaringan usaha kerjasama antar perusahaan kecil (sistem informasi pemasaran), kelima, iklim usaha yang kurang kondusif, dan keenam, pembinaan yang telah dilakukan masih kurang terpadu dan kurangnya kepercayaan serta kepedulian masyarakat terhadap usaha kecil. Kelemahan lain yang dirasakan UMKM yang ada sekarang ini adalah; keseragaman produk khususnya kualitas produk, sehingga produksi sekarang bisa berbeda dengan produksi  yang akan datang (Tri Soesanto 2002, dalam Wiwik 2008).
Di balik dari berbagai kelemahan di atas, UMKM merupakan kelompok usaha yang paling dapat bertahan ketika krisis ekonomi melanda negeri ini. Perkembangan jumlah unit usaha mikro, kecil dan menengah yang terus meningkat, tentunya akan dapat  membuka lapangan kerja yang besar. Namun demikian UMKM ini masih dipandang sebagai usaha yang lemah kinerjanya, karena ada beberapa kendala teknis yang secara terus-menerus menghadang aktivitas usaha ini seperti; tingkat kemampuan (kompetensi), keterampilan, keahlian, manajemen sumber daya manusia, kewirausahaan, pemasaran dan keuangan (Kuncoro, 2009). Atas dasar pemikiran ini, maka secara prinsip dapat dikatakan bahwa lemahnya kemampuan (kompetensi kewirausahaan) dan sumberdaya manusia yang dimiliki UMKM mengakibatkan pengusaha kecil ini tidak mampu menjalankan usahanya dengan baik.  Hal inilah  yang menjadi perhatian bagi para pengamat ekonomi di Indonesia, bahkan pengamat ekonomi kerakyatan, para peneliti dan instansi-intansi pemerintah, serta semua pihak yang mempunyai kepedulian atas kelangsungan ekonomi kerakyatan, setelah mengalami kegagalan terhadap system ekonomi konglomerasi pada waktu krisis moneter beberapa tahun yang lalu.
Hasil penelitian IDKR Ardiana, dkk, 2010, tentang pengruh kompetensi SDM UKM terhadap kinerja UKM di Kota Surabaya menunjukkan bahwa, variabel kompetensi SDM yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan kemampuan wirausahaan memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja UKM, yang artinya bila usaha ini ingin meningkatkan kinerjanya maka mererka harus mampu meningkatkan kompetensi kewirausahaan.  Dalam hal ini kompetensi menyangkut pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan, dari para pengusaha yang relevan dengan bidang usaha yang ditekuni. Para ahli berpendapat, kompetensi terbentuk melalui pengembangan keterampilan kultur organisasi yang khas, dan proses serta sistem yang tepat dan terpadu (Elimawaty, 2007). Berdasarkan pandangan ini dapat disimpulkan bahwa, keunggulan utama yang harus terlebih dahulu dimiliki oleh  organisasi adalah keunggulan dalam bidang manajemen sumberdaya manusia. Aspek sumberdaya manusia memegang peranan penting dalam mengelola aspek-aspek yang lain seperti aspek teknologi, pendanaan, pasar, sistem dan prosudur. Manajemen sumberdaya manusia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen lainnya, dan merupakan kunci utama sebagai faktor pelaksana dari manajemen secara menyeluruh. Simamora (2001) menyatakan bahwa sumberdaya manusia merupakan aset yang harus dipelihara demi tercapainya tujuan organisasi, dan sumberdaya manusia bukan semata-mata komponen produksi, melainkan sebagai mitra yang turut menentukan tumbuh dan berkembangnya suatu organisasi.
Pernyataan di atas dipertegas oleh Andreas Lako dan Anna Sumaryati, 2002, yang menyatakan bahwa, berhasil tidaknya suatu perusahaan mencapai tujuan dan pertumbuhan secara berkelanjutan, sangat tergantung kepada kualitas sumber daya manusia, yang paling tidak harus memiliki empat karakteristik, seperti; 1) memiliki kompetensi (pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan pengalaman), 2) komitmen pada organisasi, 3) selalu bertindak dengan biaya yang efektif dalam setiap aktifitasnya, dan 4) melakukan tindakan yang selaras antara tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
Fakta menunjukkan bahwa, di negara-negara maju seperti;  Inggris, Jerman, Prancis, Jepang, Kanada, dan Amerika Serikat, yang telah mencapai kemajuan diberbagai bidang kehidupan, karena memiliki ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas dan berjiwa enterpreuneur. Sedangkan di Asia, negara-negara yang telah mengedepankan semangat kewirausahaan yang kuat, selain Jepang adalah Korea Selatan, Taiwan, Cina, Singapura dan Malayasia. Negara-negara ini memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dibandingkan dengan negara yang kurang memperhatikan pentingnya kewirausahaan (Seng, 2007; Kynge, 2007, dalam Ishak Hasan, 2011).
Berdasarkan pandangan di atas, sudah jelas bahwa, masalah kewirausahaan menjadi sangat penting bagi negara berkembang, seperti negara Indonesia yang notabene memiliki kualitas sumberdaya manusia masih rendah, dan kemampuan berinovasi relatif sangat kurang. Demikian juga kualitas sumberdaya manusia di bidang kewirausahaan yang sangat rendah telah menyebabkan tingkat penganguran dan kemiskinan yang tinggi. Sumitro Djojohadikusumo, 1998, mengatakan bahwa,   kurang mampunya lembaga pendidikan dalam mentransformasikan semangat keirausahaan di dalam kehidupan masyarakat telah menyebabkan negara-negara berkembang memiliki kekurangan tenaga kewirausahaan dalam mendorong kemajuan masyarakat.
Memperhatikan beberapa pandangan di atas maka sudah saatnya UKM di Indonesia, terutama di Jawa Timur perlu memperkuat kompetensinya di bidang kewirausahaan, dimana hal ini sangat penting untuk meningkatkan kinerja dan daya saing dalam menghadapi persaiangan di masa depan. Beberapa penelitian tentang kompetensi kewirausahaan yang dikaitkan dengan pertumbuhan usaha dan kinerja UKM, seperti; Elimawaty Rombe 2007, Zulkarnain 2009,  Heny Kusdiyanti 2009, Eka Yosa 2009, dan I Gusti Putu Darya 2011, membuktikan bahwa, kompetensi kewirausahaan yang diukur melalui berbagai dimensi memberikan pengaruh positif  dan signifikan terhadap pertumbuhan usaha dan kinerja UKM. Terkait dengan hasil penelitian ini, maka dalam upaya memperkuat kompetensi kewirausahaan dan meminimalisasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki UMKM, maka Pemerintah Propinsi Jawa Timur melalui Dinas Koperasi dan UKM melakukan pembinaan terhadap UKMK, diantaranya dengan melaksanakan Program Business Development Service (BDS). Program ini merupakan jasa layanan pengembangan usaha untuk meningkatkan kinerja perusahaan, akses pasar dan kemampuan bersaing, yang berifat non finansial dan dinamis dengan cakupan yang luas, serta fokus pada kebutuhan UKMK (Program BDS Propinsi Jawa Timur, Dinas Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah Propinsi Jawa Timur, 2002). Layanan yang diberikan BDS kepada UKM meliputi kegiatan; 1) Layanan Informasi, 2) Konsultasi,  3) Pelatihan, 4)  Melakukan bimbingan/pendampingan, 5) Menyelenggarakan kontrak bisnis, 6) Fasilitasi dalam memperluas pasar, 7) Memperoleh permodalan, 8) Pengembangan organisasi dan manajemen, 9) Pengembangan teknologi, dan 10) Penyusunan proposal pengembangan usaha (Soetrisno, 2002).  
Pemberdayaan UKMK melalui pelaksanaan program BDS, dilakukan dengan maksud untuk memberikan berbagai program bantuan dan fasilitasi, agar UKMK di Jawa Timur  mampu berkembang dan meningkatkan kinerjanya. Proggram BDS juga merupakan bentuk perhatian pemerintah atas kontribusi yang telah diberikan oleh UKMK, dalam ikut membangun perekonomian di Jawa Timur melalui share di PDRB mencapai 52,99 %, atau Rp 329,396 triliun, dengan jumlah UKMK sebanyak 4.211.562 UKMK (Yulistyati Setyawan, 2012), sehingga menjadikan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan III 2011 telah mencapai 7,12 %, bahkan pada akhir tahun 2011 angka bergerak naik menjadi 7,3 %, melebihi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya mencapai 6,5 %. (Dedy Suhajadi, 2012). Dengan potensi yang begitu besar dari UKMK, maka program BDS dikembangkang dan diarahkan pada upaya peningkatkan kualitas SDM UKMK, terutama dalam bentuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan profesionalisme SDM, baik melalui pendidikan dan pelatihan (diklat),  non diklat, koordinasi dan sosialisasi, serta upaya peningkatan teknis, manajerial dan kewirausahaan. Upaya peningkatan kualitas SDM yang telah diberikan pemerintah melalui program BDS memang sesuatu hal penting, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pelaku langsung dari UKMK itu sendiri yang senantiasa mau meningkatkan kualitas SDM-nya, baik dengan memanfaatkan peran dan fasilitasi yang telah disediakan dalam program BDS, maupun upaya sendiri dengan selalu meningkatkan kompetensinya dan komitmen yang tinggi akan keberhasilan pengembangan usaha. Karena peran pemerintah dalam hal ini, Dinas Koperasi dan UKM Jawa Timur dan instansi terakit, melalui program DBS, hanyalah sebagai moderasi dalam upaya pengembangan UKMK.
Selama ini penelitian yang mengkaji tentang peranan BDS dalam upaya pengembangan UKM relatif sulit ditemukan, apalagi penelitian yang memfokuskan peranan BDS sebagai moderasi pengaruh faktor lingkungan, komitmen dan kompetensi kewirausahaan terhadap kinerja UKM, yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini. Business Development Service (BDS) menjadi sebuah alternatif dalam pemecahan permasalahan UKM, dimana blueprint konsep BDS  secara resmi baru diterbitkan pada tahun 2001, kemudian dilaksanakan di Indonesia termasuk di jawa Timur. Meskipun ada beberapa penelitian yang berhubungan dengan BDS, seperti; penelitian Imron Rosyadi 2005, Nurul Imamah 2008, Ida Susi dewanti 2008, dan Rohana Situmorang 2009, dimana semua penilitian tersebut hanya memfokuskan kajian pada hubungan langsungg program BDS terhadap pertumbuhan usaha dan kinerja UKM. Tetapi sesuai dengan fungsinya BDS adalah hanya sebuah lembaga yang membantu UKMK dengan berperan sebagai mentor dan fasilitator dalam memberi layanan penguatan UKMK, yang bersifat non finansial dan dinamis dengan cakupan yang luas, serta fokus pada kebutuhan UKMK (Committee of Donor Agencies for Small Enterprise Development, 2001)
Berdasarkan peran dan fungsi BDS seperti di atas, maka seccara logis BDS bukan memberikan pengaruh langsung terhadap pertumbuhan usaha dan kinerja UKM, seperti temuan dari beberapa penelitian di atas, tetapi program BDS dalam pandangan peneliti akan lebih logis, bila diposisikan sebagai variabel moderasi yang nantinya akan memberikan efek memperkuat atau memperlemah pengaruh dari suatu variabel prediktor, terhadap pertumbuhan usaha dan kinerja UKM, karena BDS  hanya sebagai lembaga konsultan yang memberikan layanan dan fasilitasi pengembangan usaha untuk pertumbuhan dan meningkatkan kinerja UKMK. Adapun variabel prediktor dalam kajian penelitian ini adalah faktor lingkungan, komitmen dan kompetensi kewirausahaan. 
Upaya peningkatan kinerja UKM melalui layanan program BDS akan dapat tercapai bila para pemilik dan pengelola UKM, mempunyai komitmen usaha yang tinggi, mampu menciptakan lingkungan usaha yang kondusif, serta memiliki kompetensi kewirausahaan dalam menjalankan usahanya. Oleh karena itu selain program pembinaan skill baik managerial maupun opertional melalui pemanfaatan layanan program BDS, juga diperlukan rangsangan dan stimulan dari dalam diri para pemilik dan pengelola UKM untuk membangkitkan komitmen usaha menuju yang lebih baik. Komitmen merupakan sikap pengusaha untuk tetap berada dalam organisasi dan terlibat dalam upaya-upaya mencapai misi, nilai-nilai dan tujuan perusahaan. Faktor komitmen meliputi; kepercayaan terhadap keberhasilan usaha, motivasi, dan keinginan untuk mengembangkan usaha menjadi lebih baik (Sunaryo dan Sianto, 2001, dalam Elimawaty Rombe, 2007).  Pengusaha yang memiliki komitmen dan kompetensi, merupakan intelectual capital yang sangat diperlukan perusahaan dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan (Ulrich, 1997).  Oleh karena itu pengusaha yang memiliki komitmen dan kompetensi yang tinggi terhadap usahanya dapat meningkatkan kinerja dan mengembangkan usahanya menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Demikian halnya dengan faktor lingkungan yang juga memberikan kontribusi pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan usaha dan kinerja UKM. Criins dan Ooghi  2000, mengungkapkan bahwa setiap pertumbuhan usaha merupakan hasil dari dua lingkungan dimana perusahaan menjalankan bisnisnya, yakni lingkungan internal dan eksternal. Faktor eksternal penting yang mempengaruhi pertumbuhan perusahaan adalah; industri dan pasar, perusahaan pesaing, dan iklim ekonomi. Sedangkan faktor internal adalah; pengusaha sebagai manajer, perusahaan sebagai organisasi, dan kepemilikan.
Fenomena krisis ekonomi berkepanjangan yang melanda Indonesia, bisa berdampak pada semakin lemahnya sumber daya yang dimiliki oleh organisasi, sehingga banyak perusahaan besar maupun kecil yang tidak mampu bertahan lebih lama. Kondisi seperti ini sangat dirasakan oleh kelompok usaha-usaha yang tergolong besar, akan tetapi bagi kelompok usah-usaha yang tergolong kecil dan menengah ternyata lebih mampu bertahan.  Hal ini membuktikan bahwa usaha kecil dan menengah (UKM) lebih mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan, dibandingkan dengan usaha yang tergolong besar.  Walaupun ada sebagian usaha kecil dan menengah (UKM) terpaksa menutup usahanya akibat perubahan lingkungan, tetapi masih ada sebagian yang mampu bertahan hidup, karena mereka disamping mampu mengantisipasi perubahan lingkungan, juga memiliki komitmen dan kompetensi kewirausahaan yang dijadikan sebagai intelectual capital dalam setiap menjalankan usahanya.
Dengan semakin banyaknya jumlah unit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) saat ini, serta kompleksnya masalah mendasar yang dihadapi sektor usaha ini, maka untuk dapat memberikan gambaran yang logis dan rasional dalam kajian ini, peneliti hanya menyoroti kajian pada usaha kecil dan menengah (UKM) yang ada di wilayah provinsi Jawa Timur, terutama menyangkut masalah faktor lingkungan, komitmen dan kompetensi kewirausahaan, serta peranan business development service (BDS) dalam upaya meningkatkan kinerja usaha.  Hal ini sangat menarik untuk dikaji karena berhasil tidaknya suatu usaha sangat tergantung dari faktor lingkungan, komitmen dan kompetensi kewirausahaan, yang dimiliki oleh para individu sebagai pemilik dan pelaku organisasi usaha kecil dan menengah (UKM), dalam menjalankan tugasnya. Dengan demikian sebuah organisasi usaha kecil dan menengah (UKM) harus memiliki sumber daya manusia yang kompeten dan menguasai manajemen bisnis yang mampu memberikan kontribusi yang optimal, sehingga predikat usaha industri kecil (UIK) dapat berkembang menjadi usaha Industri menengah (UIM), dan bahkan selanjutnya mungkin akan berkembang menjadi usaha Industri besar (UIB).
Berdasarkan fenomena dan pemparan ilmiah seperti di atas, maka peneliti memandang perlu mengkaji secara empirik dalam sebuah penelitian dengan judul, Peranan Business Development Service (BDS) sebagai Moderasi Pengaruh Faktor Lingkungan, Komitmen dan Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Jawa Timur.


1.2.        Rumusan Masalah

Dari beberapa urain latar belakang seperti di atas, maka problem research dalam penelitian ini adalah, dengan mencermati peran penting yang dimainkan sektor usaha kecil dan menengah (UKM), dalam memperkuat struktur ekonomi nasional dan regional termasuk di Jawa Timur, sudah selayaknya pemerintah selalu memberikan perhatian lebih terhadap pengembangan sektor usaha ini. Berbagai program pembinaan dan fasilitasi yang telah diluncurkan dalam upaya mendorong pertumbuhan dan pengembangan UKM, salah satu diantaranya adalah melalui pelaksanaan program business development service (BDS). Walaupun demikian tingginya perhatian pemerintah terhadap UKM, namun usaha ini masih dipandang sebagai usaha yang lemah kinerjanya, karena ada beberapa kendala teknis yang secara terus-menerus menghadang aktivitas usaha ini seperti; komitmen, tingkat kemampuan (kompetensi), keterampilan, keahlian, manajemen sumber daya manusia, kewirausahaan, pemasaran dan keuangan. Oleh karena itu untuk meningkatkan pertumbuhan dan kinerja UKM secara berkesinambungan, tentunya masih diperlukan adanya pembinaan baik dari pemerintah maupun pihak swsta, terhadap peningkatan kualitas sumberdaya manusia dari para pemilik dan pelaku UKM.
Sedangkan research gap dalam penelitian ini adalah digunakannya variabel business development service (BDS) sebagai variabel moderasi, yang nantinya akan memberikan efek memperkuat atau memperlemah pengaruh dari faktor lingkungan, komitmen dan kompetensi kewirausahaan terhadap kinerja UKM. Kajian seperti ini juga merupakan originalitas dari penelitian disertasi ini, dimana studi empiris lainnya belum ada yang mengkaji variabel BDS, sebagai variabel moderasi seperti dalam penelitian disertasi ini. Dengan demikian untuk memberikan jawaban atas fenomena dalam penelitian, maka dapat dirumuskan masalah-masalah penelitian sebagai berikut :
1.    Apakah faktor lingkungan internal berpengaruh signifikan terhadap komitmen usaha bagi usaha kekecil dan menengah (UKM) di Jawa Timur.
2.    Apakah faktor lingkungan internal berpengaruh signifikan terhadap kompetensi kewirausahaan bagi usaha kecil dan menengah (UKM) di Jawa Timur.
3.    Apakah faktor lingkungan eksternal berpengaruh signifikan terhadap kompetensi kewirausahaan bagi usaha kecil dan menengah (UKM) di Jawa Timur.
4.    Apakah faktor lingkungan eksternal berpengaruh signifikan terhadap kinerja  usaha kecil dan menengah (UKM) di Jawa Timur.
5.    Apakah faktor lingkungan internal dan eksternal berpengaruh signifikan terhadap kompetensi kewirausahaan bagi usaha kecil dan menengah (UKM) di Jawa Timur.
6.    Apakah komitmen usaha berpengaruh signifikan terhadap kompetensi kewirausahaan bagi usaha kecil dan menengah di Jawa Timur.
7.    Apakah komitmen usaha berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha kecil dan menengah (UKM) di Jawa Timur.
8.    Apakah kompetensi kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha kecil dan menengah (UKM) di Jawa Timur.
9.    Aapakah pemanfaatan layanan business development service (BDS) memberikan efek kuat lemahnya pengaruh faktor lingkungan internal terhadap komitmen usaha bagi usaha kecil dan menengah (UKM) di Jawa Timur.
10. Apakah pemanfaatan layanan business development service BDS) memberikan efek kuat lemahnya pengaruh faktor lingkungan internal terhadap kompetensi kewirausahaan bagi usaha kecil dan menengah (UKM) di Jawa Timur.
11. Apakah pemanfaatan layanan business development service BDS) memberikan efek  kuat lemahnya pengaruh faktor lingkungan eksternal terhadap kompetensi kewirausahaan bagi usaha kecil dan menengah (UKM) di Jawa Timur.
12. Apakah pemanfaatan layanan business development service (BDS) memberikan efek kuat lemahnya pengaruh komitmen usaha terhadap kompetensi kewirausahaan bagi usaha kecil dan menengah (UKM) di Jawa Timur.
13. Apakah pemanfaatan layanan business development service (BDS) memberikan efek kuat lemahnya pengaruh komitmen usaha terhadap kinerja usaha kecil dan menengah (UKM) di Jawa Timur.
14. Apakah pemanfaatan layanan business development service (BDS) memberikan efek kuat lemahnya pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap kinerja usaha kecil dan menengah (UKM) di Jawa Timur.
15. Apakah pemanfaatan layanan business development service (BDS) memberikan efek kuat lemahnya pengaruh faktor lingkungan eksternal terhadap kinerja usaha kecil dan menengah (UKM) di Jawa Timur.

1.3.  Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti dan sekaligus menganalisis pengaruh dari beberapa variabel prediktor terhadap kinerja UKM di Jawa Timur, dan efek yang ditimbulkan dari adanya pemanfaatan layanan business development service (BDS). Secara rinci tujuan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor lingkungan internal terhadap komitmen usaha bagi usaha kekecil dan menengah (UKM) di Jawa Timur.
2.    Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor lingkungan internal terhadap kompetensi kewirausahaan bagi usaha kecil dan menengah (UKM) di Jawa Timur.
3.    Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor lingkungan eksternal terhadap kompetensi kewirausahaan bagi usaha kecil dan menengah (UKM) di Jawa Timur.
4.    Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor lingkungan eksternal terhadap kinerja  usaha kecil dan menengah (UKM) di Jawa Timur.
5.    Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor lingkungan internal dan eksternal terhadap kompetensi kewirausahaan bagi usaha kecil dan menengah (UKM) di Jawa Timur.
6.    Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komitmen usaha terhadap kompetensi kewirausahaan bagi usaha kecil dan menengah di Jawa Timur.
7.    Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komitmen usaha terhadap kinerja usaha kecil dan menengah (UKM) di Jawa Timur.
8.    Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap  kinerja usaha kecil dan menengah (UKM) di Jawa Timur.
9.    Apakah pemanfaatan layanan business development service (BDS) memberikan efek kuat lemahnya pengaruh faktor lingkungan internal terhadap komitmen usaha bagi usaha kecil dan menengah (UKM) di Jawa Timur.
10. Untuk mengetahui dan menganalisis pemanfaatan layanan business development service BDS) memberikan efek kuat lemahnya pengaruh faktor lingkungan internal terhadap kompetensi kewirausahaan bagi usaha kecil dan menengah (UKM) di Jawa Timur.
11. Untuk mengetahui dan menganalisis pemanfaatan layanan business development service BDS) memberikan efek  kuat lemahnya pengaruh faktor lingkungan eksternal terhadap kompetensi kewirausahaan bagi usaha kecil dan menengah (UKM) di Jawa Timur.
12. Untuk mengetahui dan menganalisis pemanfaatan layanan business development service (BDS) memberikan efek kuat lemahnya pengaruh komitmen usaha terhadap kompetensi kewirausahaan bagi usaha kecil dan menengah (UKM) di Jawa Timur.
13. Untuk mengetahui dan menganalisis layanan business development service (BDS) memberikan efek kuat lemahnya pengaruh komitmen usaha terhadap kinerja usaha kecil dan menengah (UKM) di Jawa Timur.
14. Untuk mengetahui dan menganalisis pemanfaatan layanan business development service (BDS) memberikan efek  kuat lemahnya pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap kinerja usaha kecil dan menengah (UKM) di Jawa Timur.
15. Untuk mengetahui dan menganalisis pemanfaatan layanan business development service (BDS) memberikan efek kuat lemahnya pengaruh faktor lingkungan eksternal terhadap kinerja usaha kecil dan menengah (UKM) di Jawa Timur.
1.4.  Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak antara lain :
1.4.1.   Bagi pengembangan ilmu pengetahuan
1.    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi teoritis bagi pengembangan ilmu ekonomi dan manajemen bisnis, terutama dalam pengembangan kualitas SDM bagi usaha kecil dan menengah (UKM)
2.    Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi peneliti lain, khususnya bagi mereka yang ingin mengkaji secara mendalam mengenai keterkaitan variable-variabel prediktor terhadap kinerja UKM, dan efek dari pemanfaatan layanan business development service (BDS) bagi pengembangan dan kinerja UKM.
1.4.2.   Bagi praktisi
1.    Bagi para pemilik dan pelaku UKM, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam dalam membentuk dan meningkatkan kualitas SDM yang dimiliki, terutama terkait dengan komitmen usaha, kompetensi kewiraushaan, serta mengantisipasi perubahan lingkungan sehingga dapat mengembangkan dan meningkatkan kinerja usahanya.
2.    Bagi pemerintahan provinsi Jawa Timur, terutama Dinas Koperasi dan UKM,  yang senantiasa melakukan pembinaan terhadap UKM melalui pelaksanaan program BDS, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran yang berguna dalam menyusun kebijakan dan memperbaiki program pembinaan terhadap UKM, terutama menyangkut program layanan BDS yang lebih sesuai dengan kebutuhan UKMK di lapangan baik masa kini maupun mendatang. 
3.    Hasil penelitian ini, juga diharapkan dapat memberikan informasi bagi semua pihak yang tertarik dan peduli terhadap pengembangan ekonomi kerakyatan dan UKM, melalui pelaksanaan program pembinaan UKMK terutama dalam penyediaan layanan business development service (BDS) bagi Usaha kecil dan menengah di Indonesia, terutama di Jawa Timur.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar