“DHARMA” SEBAGAI SPIRIT KESADARAN BERAGAMA YANG
UTUH
(I DEWA KETUT
RAKA ARDIANA)
Sekretaris Paruman Walaka PHDI Kota Surabaya
(Sabtu, Hari Raya kuningan, 6 April 2013)
OM AWIGHNAM ASTU NAMO SIDAHAM
OM SUASTYASTU ……………………….
Bpk/Ibu
para pinandita Lanang Istri sane titiang mulyakan
Yang
sangat tiang hormati
Bapak/Ibu para
manggala Pura Segara Kenjeran
Bapak-bapak
pengurus Parisada Hindu Dharma Kota Surabaya
Dan Ibu-ibu WHDI
Kota Surabaya
Bapak/Ibu
Pengurus Banjar, Yayasan dan segenap Warga Banjar Surabaya
Serta Bapak/Ibu
umat sedharma, adik-adik para Generasi muda dan anak-anak yang hadir pada malam
hari ini yang tiang banggakan.
Bpk/Ibu umat
sedharma………..
Terlebih
dahulu marilah kita bersama-sama tidak henti-hentinya menyatukan hati dan
pikiran, bersujud kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wase dan Ida Betara Betari
sane melinggih ring Pura Segara Kenjeran yang sangat kita sucikan, Semoga atas
asung kerthawaranugraha-Nya, kita selalu dalam keadaan rahajeng, damai, sejahtera,
dan selalu dalam lindunganNya.
Pada
kesempatan yang baik dan suci ini, saya menyampaikan terima kasih kepada PHDI
kota Surabaya dan Banjar Sektor Kenjeran sebagai pengemong Pura ini, yang telah
memberikan kesempatan kepada saya, untuk mengisi dhama wacana pada acara
persembahyangan malam hari ini. Karena kita masih dalam suasana hari raya
Nyepi, Galungan dan Kuningan, maka dalam kesempatan ini saya atas nama pribadi
dan segenap pengurus PHDI kota Surabaya mengucapkan “Selamat merayakan hari
raya Nyepi tahun baru Saka 1935, hari raya Galungan dan Kuningan”, semoga di
tahun baru ini kita bisa mentransformasi diri menuju kehidupan yang lebih baik,
yaitu satyam, siwam dan sundaran (kesucian, keharmonisan/kedamaian dan
kesejahteraan), serta mampu menetralisasi dan mengendalikan sifat-sifat bhuta
baik yang ada dalam diri maupun di luar diri kita, sehingga kita selalu dapat
memenangkan dharma atas adharma. dan mari kita jadikan “Dharma” sebagai sepirit
kesadaran beragama yang utuh.
;“dharma raksitah dharma
raksatah” (orang yang
senantiasa berbuat baik, menjalankan “dharma” ia akan dilindungi oleh “dharma”).
“Om Gurur Brahma, Gurur Wisnu, Gurur Dewa Maheswara, Gurur Sat-sat Param
Brahma Tas Mahe Sri Guruwe Ya Namah” (Semoga
Brahman dalam menifestasinya sebagai Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Maha Dewa, memberikan
berkah dan abugrahnya pada kita semua)
Bpk/Ibu umat
sedharma………..
Acara persembahyangan
malam hari ini dilaksanakan bertepatan dengan hari raya Kuningan, dimana
merupakan hari raya piodalan jagat, yang masih dalam satu rangkaian perayaan
hari raya Galungan, demikian juga kebetulan saat ini, kita masih dalam suasana
perayaan hari raya Nyepi. Tiga hari raya piodalan jagat ini secara beruntun
kita rayakan dengan hati yang tulus dan ikhlas, hening, suci dan nirmala (bebas
dari segala noda). Sehingga dengan demikian kita harapkan ketiga piodalan jagat
ini dapat memancarkan fibrasi dan aura positif bagi kita semua, dan mampu
mengharmonisasi kehidupan baik bhuana agung maupun bhuana alit (Alam semesta
dan isinya).
Bpk/Ibu umat
sedharma………..Saya tidak akan menjelaskan panjang lebar makna dari ketiga hari
raya tersebut, sudah banyak pendharma wacana yang telah memberikan filosofi,
Intisari dan makna mendalam yang terkandung dalam perayaan hari raya itu. Namun
yang terpenting adalah; apakah kita sudah mampu menjalankan dan mengaktualisasikan
ketiga hari raya itu dalam kehidupan kita sehari-hari sesuai dengan ajaran
agama, atau apakah kita hanya dengan rajin datang ke Pura (tempat pemujaan
Hyang Widhi), kita sudah merasa telah menjalankan ajaran agama secara utuh,
atau apakah kita sudah menyadari bahwa Dharma (kebenaran dijalan Tuhan) dapat
dijadikan sepirit dan pembangkit kesadaran beragama yang utuh. Jawabannya hanya
bpk/ibu umat sedharma yang mengetahui. Karena kita sendiri sangat sulit
mengukur sampai sejauhmana kualitas
moral dan kecerdasan spiritual (SQ) yang kita miliki, dan diaktualisasikan
dalam kehidupan beragama kita sehari-hari.
Ada fakta dan fenomena
yang bisa kita amati, bahwa kalau ada orang yang tidak memiliki rasa
kemanusiaan, iri dengki dan egois karena agama yang dianutnya, tentunya patut kita
pertanyakan bagaimana cara orang tersebut memahami nilai-nilai agama yang
dianutnya. Maraknya korupsi, penyalahgunaan wewenng, premanisme, kerusuhan,
narkoba serta perilaku menyimpang lainnya, yang terjadi akhir-akhir ini,
mungkin karena ajaran dan kegiatan beragama belum berhasil menanamkan
pesan-pesan ajaran agama yang dianutnya, dengan cara yang halus, santun dan
berkesan.
Bpk/Ibu umat
sedharma……….. Dalam kehidupan beragama seyogianya mampu didayagunakan untuk
meningkatkan kualitas moral dan meningkatkan daya tahan mental dalam mengarungi
hidup ini. Karena kualitas moral yang makin meningkat akan dapat mengantarkan
manusia makin memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi. Ajaran agama sesungguhnya
sudah memberikan kedudukan yang mulia kepada manusia bila dibandingkan dengan
mahluk hidup yang lain. Untuk itu marilah kita bangkitkan kesadaran hidup
beragama yang utuh, dan jadikanlah Dharma sebagai sprit, dalam membangun
masyarakat yang lebih humanis.
Bpk/Ibu umat
sedharma……….. Agar agama menjadi media menuju jalan Dharma yaitu jalan menuju
Tuhan, maka pesan-pesan ajaran agama harus dapat mengisi ruang-ruang kosong
dalam jiwa kita. Karena jiwa yang diisi oleh pesan-pesan agama itu hendaknya
disemaikan dan dipelihara dalam kegiatan beragama dengan cara yang penuh kesan
dan mendalam. Semakin berhasil kita menanamkan pesan dan kesan yang mendalam,
maka makin kuatlah pesan-pesan ajaran
agama itu mengisi ruang-ruang jiwa yang kosong. Dan kalau ruang-ruang jiwa itu
sarat dengan pesan-pesan ajaran agama, maka pesan ajaran agama akan menjadi
pengendali perilaku dalam diri manusia. Demikian juga bila makin kuat kesan dan
pesan ajaran agama mengisi jiwa seseorang , maka makin dalam motivasi dan
spirit seseorang untuk berperilaku yang luhur.
Bpk/Ibu umat
sedharma……….. Pada kesempatan yang baik dan suci ini saat dimana piodalan jagat
hari raya kuningan, yang dimaknai sebagai hari kembalinya Sang Pitara/Leluhur
bersama para Dewa ke Kahyangan, setelah selama sepuluh hari sejak hari raya
Galungan beliau berada di Bumi. Dan malam ini kita menghaturkan bhakti untuk
memohon kedirgayusaan, kesentosaan dan perlindungan serta tuntunan hidup lahir
bathin. Dan di dalam keheningan ini, mari kita isi ruang-ruang jiwa yang kosong
dengan pesan-pesan ajaran agama, yang akan saya kutip dan bacakan dengan penuh
kesucian.
|
||||||||
|
||||||||
|
||||||||
|
||||||||
|
Bpk/Ibu
umat sedarma, silahkan pesan-pesan agama tadi direnungkan, dimaknai dan
dimasukkan dalam ruang-ruang jiwa yang kosong untuk dijadikan spirit hidup
beragama yang uth.
Dan
Sebelum saya akhiri dharma wacana ini, marilah kita tidak henti-hentinya
melibatkan diri dan berpartisipasi dalam setiap penyelenggaraan kegiatan agama,
karena hanya melalui kegiatan itulah kita dapatkan pesan-pesan ajaran agama
yang bisa mengisi ruang-ruang jiwa yang kosong. Banyak kegiatan-kegiatan agama
yang telah dilakukan, baik secara rutin maupun insidentil, seperti pada hari
minggu besok tanggal 7 April 2013, jam 08 di Gedung Jatim Expo, Jl Ayani
Surabaya, Panitia hari raya Nyepi, menyelenggarakan Dharma Shanti Bersama TNI,
Polri, PNS dan seluruh umat Hindu di Jawa Timur. Dengan menetapkan tema yang mengandung makna
mendalam dan sarat akan pesan-pesan ajaran agama yaitu; “Melalui Nyepi dan Dharma Shanti kita tingkatkan Sraddha-Bhakti dan
cinta Kasih untuk membangun Budaya Luhur dan Kehidupan yang Rukun, Damai,
Harmonis, Adil dan Sejahtera” Mari
kita semarakkan acara itu dan berperan aktif dalam mendukung seluruh kegiatan
tersebut, karena saya yakin panitia telah mendisain pesan-pesan ajaran agama
yang akan disampaikan untuk mengisi ruang-ruang jiwa kita yang kosong, dengan
lebih berkesan, karena disampaikan dengan berbagai cara yaitu; ritual-ritual agama, dharma wacana,
dharma gita, dan juga lewat tampilan
seni tari dan drama Sumpah Palapa, yang mana sarat dengan nilai-nilai budaya
dari ajaran agama Hindu. Sekali lagi saya mengajak mari kita hadiri acara
tersebut dengan penuh keyakinan bahwa kita telah menjadikan “Dharma sebagai
spirit kesadaran hidup beragama yang utuh”
Demikian
pesan yang dapat saya sampaikan, kirang langkung nunas geng sinampura
Om
sidhiriastu tat astu swaha, Om shanty, shanty, shanty….Om.
Suksma…….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar